FERENTASI SAMPING USAHA DAN AGROINDUSTRI PERTANIAN 1
Republished by Sapi Qurban Cipelang Farm
Usaha ternak ruminansia sebagai salah satu sumber protein
hewani asal susu dan daging memerlukan asupan bahan pakan yang tersedia dan
memiliki kualitas bagus bagi perkembangan ternak. Pakan sampai saat ini
menyumbang 70% dari total pembiayaan usaha ternak. Konsep usaha ternak
ruminansia yang dilakukan masyarakat Indonesia kebanyakan masih berupa usaha
konvensional dengan pola pemeliharaan yang sebagian besar tradisional. Usaha
peternakan yang telah intensifpun kebanyakan masih mengandalkan sumber pakan yang
biasa digunakan sejak dulu. Inovasi untuk mendapatkan sumber pakan baru bagi
ternak ruminansia mutlak diperlukan.
Peningkatan produksi ternak ruminansia memerlukan penyediaan
jumlah pakan dalam jumlah besar, terutama pakan berserat kasar kasar (roughage)
yang murah. Perluasan areal untuk penanaman pakan ternak akan semakin terbatas,
terutama pada daerah padat penduduk. Disamping itu penanaman pakan ternak
menghadapi beberapa kendala yaitu :
• Memerlukan investasi lahan yang mahal
• Pemeliharaan tanaman yang tidak murah
• Pengangkutan hijauan ke farm yang kontinyu (tiap hari)
• Hasil panen yang fluktuatif (tergantung musim)
• Penyimpanan yang juga mahal (kebanyakan dalam bentuk
silase)
Hasil intensifikasi tanaman pangan tidak menghasilkan pangan
yang lebih banyak, tetapi juga menghasilkan limbah berserat yang melimpah
sehingga integrasi antara tanaman pangan dengan ternak merupakan suatu
alternatif untuk mencukupi kebutuhan pakan yang murah.
Bebrrapa upaya harus dilaksanakan secara terpadu untuk
meningkatkan pemanfaatn hasil samping usaha dan agroindustri pertanian
(termasuk perkebunan dan kehutanan) sehingga dihasilkan bahan pakan ternak
ruminansia yang berkualitas dan bernilai ekonomis. Berbagai perlakuan akan
disampaikan berikut ini sebagai tambahan referensi untuk meningkatkan
pemanfaatan hasil samping usaha dan agroindustri pertanian.
HASIL SAMPING USAHA DAN AGROINDUSTRI PERTANIAN SEBAGAI PAKAN
ALTERNATIF
Hasil samping usaha dan agroindustri pertanian (termasuk
didalamnya perkebunan dan kehutanan) sebagai pakan alternatif bagi ternak
ruminansia dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Observasi
2. Identifikasi
3. Penentuan perlakuan
4. Formulasi dan peningkatan nilai
Observasi
Merupakan langkah untuk memperoleh dokumentasi dan jenis
hasil samping usaha dan agroindustri pertanian untuk dijadikan sebagai bahan
pakan. Hasil koleksi ini terkait dengan beberapa faktor, yaitu :
a. Lokasi ketersediaan bahan baku yang dekat dengan lokasi
pengumpulan
b. Kontinyuitas bahan yang selalu ada atau bila bahan
tersebut bersifat musiman maka jumlah dalam setiap musim sangat berlimpah
c. Biaya penanganan dan pengangkutan murah
Identifikasi
Bahan baku pakan yang telah diperoleh segera diidentifikasi
keunggulannya. Sebagai sumber protein, karbohidrat atau serat kasar.
Penentuan Perlakuan
Bahan baku pakan yang telah diidentifikasi dan ditentukan
keunggulannya dilakukan penentuan perlakuan prosesing lanjutan sebelum layak
dijadikan sebagai bahan baku pakan, misalnya : dikeringkan – disangrai –
difermentasi – disilase atau dilayukan
Formulasi dan Peningkatan Nilai
Uji laboratorium untuk mengukur kandungan bahan pakan
sebelum dan setelah perlakuan dilaksanakan sebagai tolok ukur jumlah bahan baku
pakan dalam formula ransum pakan ternak ruminansia untuk ditingkatkan nilainya
sebagai pakan terpisah atau sebagai pakan lengkap (complete feed)
DEDAK PADI
Dedak padi (hu’ut dalam bahasa sunda) merupakan hasil sisa
dari penumbukan atau penggilingan gabah padi. Dedak tersusun dari tiga bagian
yang masing-masing berbeda kandungan zatnya. Ketiga bagian tersebut adalah:
Kulit gabah yang banyak mengandung serat kasar dan mineral
• Selaput perak yang kaya akan protein dan vitamin B1, juga
lemak dan mineral.
• Lembaga beras yang sebagian besar terdiri dari karbohidrat
yang mudah dicerna.
Berhubung dedak merupakan campuran dari ketiga bagian
tersebut diatas maka nilai/martabatnya selalu berubah-ubah tergantung dari
proporsi bagian-bagian tersebut.
Menurut kelas nilainya, dedak dibagi menjadi empat kelas,
yaitu:
Republished by Sapi Qurban Cipelang Farm
• Dedak Kasar
Adalah kulit gabah halus yang bercampur dengan sedikit
pecahan lembaga beras dan daya cernanya relatif rendah.
Analisa kandungan nutrisi: 10.6% air, 4.1% protein, 32.4%
bahan ekstrak tanpa N, 35.3% serat kasar, 1.6% lemak dan 16% abu serta nilai
Martabat Pati 19
Sebenarnya dedak kasar ini sudah tidak termasuk sebagai
bahan makanan penguat (konsentrat) sebab kandungan serat kasarnya relatif
terlalu tinggi (35.3%)
Republished by Sapi Qurban Cipelang Farm
• Dedak halus biasa
Merupakan hasil sisa dari penumbukan padi secara tradisional
(disebut juga dedak kampung). Dedak halus biasa ini banyak mengandung komponen
kulit gabah, juga selaput perak dan pecahan lembaga beras. Kadar serat kasarnya
masih cukup tinggi akan tetapi sudah termasuk dalam golongan konsentrat karena
kadar serat kasar dibawah 18%. Martabat Pati nya termasuk rendah dan hanya
sebagian kecil saja yang dapat dicerna.
Analisa nutrisi: 16.2% air, 9.5% protein, 43.8% bahan
ekstrak tanpa N, 16.4% serat kasar, 3.3% lemak dan 10.8% abu serta nilai
Martabat Pati (MP) nya 53
Republished by Sapi Qurban Cipelang Farm
• Dedak lunteh
Merupakan hasil ikutan dari pengasahan/pemutihan beras (slep
atau polishing beras). Dari semua macam dedak, dedak inilah yang banyak
mengandung protein dan vitamin B1 karena sebagian besar terdiri dari selaput
perak dan bahan lembaga, dan hanya sedikit mengandung kulit. Di beberapa tempat
dedak ini disebut juga dedak murni.
Analisa nutrisi: 15.9% air, 15.3% protein, 42.8% bahan
ekstrak tanpa N, 8.1% serat kasar, 8.5% lemak, 9.4% abu serta nilai MP adalah
67.
Republished by Sapi Qurban Cipelang Farm
• Bekatul
Merupakan hasil sisa ikutan dari pabrik pengolahan khususnya
bagian asah/slep/polish. Lebih sedikit mengandung selaput perak dan kulit serta
lebih sedikit mengandung vitamin B1, tetapi banyak bercampur dengan
pecahan-pecahan kecil lembaga beras (menir). Oleh sebab itu masih dapat
dimanfaatkan sebagai makanan manusia sehingga agak sukar didapat.
Analisa nutrisi: 15% air, 14.5% protein, 48.7% lemak dan
7.0% abu serta nilai MP adalah 70.
Dalam perdagangan harus cukup teliti dan waspada karena
dedak sering dipalsukan dengan mencampur kulit gabah (dedak kasar) yang telah
digiling halus ke dalam dedak halus, lunteh atau bekatul.
Republished by Sapi Qurban Cipelang Farm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar