FERMENTASI PUCUK TEBU
Pucuk tebu memiliki proporsi sebesar 23% dari seluruh batang
tebu. Proses fermentasi pucuk tebu (cane top) memiliki prinsip yang sama dengan
fermentasi jerami padi dan ampas tebu.
Proses Fermentasi Pucuk Tebu :
1. Pucuk Tebu dipotog-potong dengan panjang 5 – 7,5 cm lalu
ditumpuk dan dipadatkan dengan cara dinjak-injak dengan ketinggian 50cm pada
lokasi ternaungi
2. Diatas tumpukan tersebut diperciki tetes tebu sebanyak 2
liter/ton (bila tidak ada tetes tebu dapat digunakan urea sebanyak 0,3% dari
berat pucuk tebu) dan atau Probiotik
3. Diatas tumpukan pertama diberi lagi pucuk tebu dan
dipadatkan dengan cara dinjak-injak dengan ketinggian 50cm serta diperciki
tetes tebu sebanyak 4 liter/ton (bila tidak ada tetes tebu dapat digunakan urea
sebanyak 0,6% dari berat pucuk tebu) dan atau Probiotik
4. Perlakuan yang sama dilakukan sampai terbentuk beberapa
tumpukan (tinggi minimal tumpukan adalah 1,5 meter)
5. Setelah terbentuk tumpukan yang dimaksud, dilakukan
penyiraman untuk memberi kadar air tumpukan min 60% (kondisi yang baik untuk
pertumbuhan mikroba fermentor) Lakukan penutupan bagian atas tumpukan dengan
karung plastik atau kardus atau daun lebar
6. Biarkan terjadi proses fermentasi selama 14 hari
7. Setelah 14 hari, tumpukan dibongkar dan dikeringkan atau
diangin-anginkan sampai kering sebagai stok pakan atau dapat juga langsung
diberikan sebagai pakan berserat untuk ternak ruminansia
FERMENTASI TONGKOL JAGUNG
Pemanfaatan tongkol jagung sampai saat ini hanya digunakan
sebagai bahan bakar untuk memasak dan belum imanfaatkan secara maksimal.
Tongkol jagung selain klobot (seludang luar buah jagung) dapat digunakan
sebagai pakan ternak ruminansia setelah diberi perlakuan fermentasi. Fermentasi
tongkol jagung dilakukan karena memiliki kandungan lignin, sellulosa,
hemisellulosa dan silika yang masih cukup tinggi.
Kandungan lignin dan silika yang tingi dapat menghambat
kemampuan mikroflora dalam rumen untuk mencerna. Peningkatan kecernaan tongkol
jagung dapat dilakukan dengan melaukan fermentasi dengan cara :
1. Tongkol jagung digiling sampai sebesar pipilan buah
jagung
2. Dilakukan fermentasi dengan menggunakan probiotik
sebanyak 15 gram/10 kg tongkol jagung
3. Kelembaban awal sebesar 60%
4. Lama proses fermentasi selama 4 – 5 hari
Tongkol jagung fermentasi dapat digunakan sebagai pengganti
dedak sampai 67%
KULIT SINGKONG
Kulit umbi ubi kayu/singkong dapat digunakan sebagai sumber
serat kasar dan energi bagi ternak ruminansia. Caranya adalah dengan melakukan
pengeringan untuk mengurangi pengaruh sianida (zat anti nutrisi pada ubi kayu),
setelah kering kemudian kulit ubi kayu tersebut digiling dan dicampur dengan
bahan pakan lain sebagai pakan penguat (konsentrat)
AMPAS TAHU
Merupakan hasil samping proses pembuatan tahu yang memiliki
kandungan Protein Kasar mencapai 21,16% dengan kondisi bahan baku sudah dimasak
sehingga memiliki kecernaan yang cukup tinggi. Hanya saja Bahan Ekstrak Tanpa
Nitrogen yang tinggi membuatnya sulit untuk difermentasi sehingga memerlukan
bantuan bahan baku lain yang memiliki kandungan air rendah sehingga mampu
mencapai kadar air optimum (sebesar 60 – 70%) untuk mempercepat proses
fermentasi asam lemak dan meningkatkan daya tahan sehingga dapat disimpan dalam
jangka waktu yang cukup lama.
Bahan baku yang dapat digunakan untuk fermentasi adalah
dedak atau onggok.
Fermentasi Ampas Tahu
1. Ampas tahu dimasukkan dalam karung plastik, lalu
diinjak-injak atau dipadatkan untuk menghilangkan kadar air
Campurkan dedak atau onggok dengan perbandingan Ampas Tahu :
Dedak/Onggok = 75 : 25 secara merata
2. Siapkan drum plastik dan kantong plastik yang masih baik
(tidak bocor) lalu lapisi bagian dalam drum dengan kantong plastik
3. Masukkan campuran kedalam drum plastik sambil dipadatkan
4. Sisa kantong plastik diikat dengan kuat dan dipastikan
bahwa tidak ada udara yang masuk kedalam drum plastik
5. Tutup rapat drum plastik, bila perlu beri pemberat
diatasnya (ban dengan batu diatasnya) agar air dan udara tertekan
6. Simpan sampai 21 hari, daya penyimpanan dapat mencapai 6
bulan apabila jaminan kedap udara didalam drum plastik terpenuhi
7. Aplikasi pemberian pada ternak, sebaiknya ditambah dengan
mineral, karena ampas tahu mengandung Kalsium dan Phosphor yang rendah
Diterbitkan kembali oleh Sapi kurban 2013 harga murah Cipelang Farm
AMPAS BIR
Merupakan hasil samping proses pembuatan bir yang berasal
dari gandum. Sama seperti ampas tahun ampas bir memiliki kandungan Bahan
Ekstrak Tanpa Nitrogen yang tinggi membuatnya sulit untuk difermentasi sehingga
memerlukan bantuan bahan baku lain yang memiliki kandungan air rendah sehingga
mampu mencapai kadar air optimum (sebesar 60 – 70%) untuk mempercepat proses
fermentasi asam lemak dan meningkatkan daya tahan sehingga dapat disimpan dalam
jangka waktu yang cukup lama.
Bahan baku yang dapat digunakan untuk fermentasi adalah
dedak atau onggok.
Fermentasi Ampas Bir
1. Ampas bir dimasukkan dalam karung plastik, lalu
diinjak-injak atau dipadatkan untuk menghilangkan kadar air
2. Campurkan dedak atau onggok dengan perbandingan Ampas Bir
: Dedak/Onggok = 75 : 25 secara merata
3. Siapkan drum plastik dan kantong plastik yang masih baik
(tidak bocor) lalu lapisi bagian dalam drum dengan kantong plastik
4. Masukkan campuran kedalam drum plastik sambil dipadatkan
5. Sisa kantong plastik diikat dengan kuat dan dipastikan
bahwa tidak ada udara yang masuk kedalam drum plastik
6. Tutup rapat drum plastik, bila perlu beri pemberat
diatasnya (ban dengan batu diatasnya) agar air dan udara tertekan
7. Simpan sampai 21 hari, daya penyimpanan dapat mencapai 6
bulan apabila jaminan kedap udara didalam drum plastik terpenuhi
Diterbitkan kembali oleh : Sapi Qurban Cipelang Farmcipelangfarm.blogspot.com
Diterbitkan kembali oleh : Sapi Qurban Cipelang Farmcipelangfarm.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar