SWASEMBADA TERNAK SAPI
Republished by Sapi Qurban / Kurban harga murah Cipelang Farm
BAB IX
RENCANA AKSI
Program Swasembada Daging Sapi Tahun 2014
ditempuh dengan berbagai
langkah yang dirumuskan dalam rencana aksi
sebagai berikut :
A. Penyediaan
Bakalan/Daging Sapi Lokal
Justifikasi : Sapi lokal harus dijadikan
tulang punggung dalam penyediaan
daging nasional. Permasalahan yang dihadapi
selama ini antara
lain adalah terbatasnya jumlah sapi bakalan
lokal yang dapat
dimanfaatkan untuk penggemukan. Oleh karena
itu impor sapi
bakalan cenderung terus meningkat, yang
setiap tahun dapat
menguras devisa sampai Rp. 4,8-5 trilyun.
Impor yang semula
ditujukan untuk mengisi kekurangan, ternyata
sudah berpotensi
mengganggu usaha penggemukan sapi lokal.
Mestinya jumlah
devisa yang terserap ke luar negeri lebih
tepat digunakan untuk
mengembangkan usaha penyediaan sapi bakalan
dan daging lokal
yang akan berdampak pada peningkatan
kemandirian dan daya
saing. Untuk menstimulasi peternak agar
mengembangkan usaha
peternakan sapi lokal, perlu didukung program
dan fasilitas usaha
budidaya dan penggemukan sapi lokal.
Tujuan : Meningkatkan ketersediaan bakalan
dan daging yang berasal dari
sapi lokal.
Target : Sapi bakalan yang potensial untuk
dipotong pada tahun 2014
sebanyak 2.779 juta dan potensi daging lokal
525.477 ton
Manfaat : Memacu pertumbuhan ekonomi pedesaan
melalui pengembangan
usaha pembiakan dan penggemukan sapi lokal.
Menstimulasi para
peternak untuk memfokuskan usaha budidaya
sapi lokal maupun
hasil IB, serta melestarikan plasma nutfah
sapi lokal yang sangat
adaptif.
1. Pengembangan Usaha
Pembiakan dan Penggemukan Sapi Lokal
Kegiatan operasional ini bertujuan untuk
meningkatkan populasi sapi bakalan
dan daging lokal.
Program
aksi:
a. Penguatan modal usaha kelompok peternak
melalui
pemberian kredit lunak jangka panjang atau
modal abadi
dalam bentuk bantuan sosial dari pemerintah
pusat dan
pemerintah daerah kepada kelompok peternak
yang
dipilih berdasarkan kriteria tertentu.
31
b. Pengembangan Program Sarjana Membangun
Desa dan
pengembangan sistem manajemen regional
melalui
Sarjana Membangun Desa, dengan cara:
1) Bantuan kredit lunak jangka panjang atau
penyediaan
modal abadi dalam bentuk bantuan sosial dari
pemerintah pusat dan pemerintah daerah kepada
SMD
dan kelompok peternak terpilih.
2) Pemberian bantuan dana bagi sarjana
pengelola
kelompok peternak untuk mengembangkan
manajemen dan organisasi usaha kelompok dalam
rangka meningkatkan kapasitas usaha dan
jejaring
usaha pembiakan dan/atau penggemukan serta
pemasaran.
Target : a. PMUK pada tahun 2010 (100 klp),
2011(100 klp), 2012
(100 klp), 2013 (100 klp ) dan 2014 (100 klp
)
b. SMD pada tahun 2010 (514 klp), 2011 (514
klp), 2012 (514
klp), 2013 (514 klp) dan 2014 (514 klp)
Pelaksana : Direktorat Jenderal Peternakan
dan Eselon I Lingkup
Kementerian Pertanian beserta UK/UPT di
bawahnya, Kepala
Daerah (Gubernur dan/atau Bupati), gapoknak/
poknak,
pengusaha, koperasi, Lembaga Litbang dan
Perguruan
Tinggi, serta lembaga/instansi lain yang
terkait.
2. Pengembangan Pupuk
Organik dan Biogas
Kegiatan operasional ini bertujuan untuk
memberikan stimulasi bagi usaha
pembiakan dan penggemukan sapi atau usaha cow
calf operation pola
kereman.
Program :
Aksi
a. Pengembangan usaha pupuk organik dan
sistem jaringan
pemasarannya, melalui :
1) Pemberian fasilitas dana dan dukungan
teknologi untuk
pembangunan rumah kompos (bangunan
penyimpanan
dan pemrosesan kotoran ternak menjadi pupuk
organik) beserta semua perangkat dan
ternaknya di
kelompok peternak usaha pembiakan dan
penggemukan yang populasinya memiliki jumlah
minimal tertentu.
2) Pemberian pelatihan manajemen pemeliharaan
sapi
pola ‘zero waste’, pengolahan limbah
sapi dan
32
manajemen organisasi bagi kelompok peternak
pengelola rumah kompos.
3) Fasilitasi pengembangan promosi dan
jaringan
pemasaran sapi dan pupuk organik.
b. Pembangunan instalasi biogas untuk
penyediaan energi
alternatif di pedesaan, melalui :
1) Pemberian bantuan dana maupun teknologi
untuk
membangun instalasi biogas beserta seluruh
perangkat
penunjangnya di kelompok peternak sapi
penggemukan atau usaha cow calf operation yang
populasinya memiliki jumlah minimal tertentu
dan
kandang komunal.
2) Pemberian pelatihan manajemen pemanfaatan
biogas
secara optimal bagi anggota kelompok
peternak.
Target : Jumlah pengembangan pupuk organik
dan biogas pada tahun
2010 (300 unit), 2011 (300 unit), 2012 (300
unit), 2013 (300
unit) dan 2014 (300 unit).
Pelaksana : Direktorat Jenderal Peternakan
dan Eselon I Lingkup Kemtan
beserta UK/UPT di bawahnya, Kepala Daerah
(Gubernur
dan/atau Bupati), gapoknak/poknak, pengusaha,
koperasi,
Lembaga Litbang dan Perguruan Tinggi, serta
lembaga/instansi lain yang terkait.
3. Pengembangan Integrasi
ternak sapi dan tanaman
Kegiatan operasional ini bertujuan untuk
meningkatkan nilai tambah bagi
usaha agribisnis pola integrasi
tanaman-ternak melalui pendekatan low
external input sustainable
agriculture (LEISA) dan meningkatkan
jumlah/populasi dan kualitas ternak sapi.
Program :
Aksi
a. Integrasi tanaman ternak untuk usaha
pembiakan sapi
potong di lahan perkebunan, kehutanan,
hortikultura, lahan
pasca tambang dll, dengan cara:
1) Koordinasi dengan perusahaan yang berperan
sebagai inti, antara lain PTP/Perusda/swasta
perkebunan/ kehutanan atau pertambangan.
2) Bantuan kredit lunak atau pemberian modal
abadi bagi
para peternak dari pemerintah pusat dan
daerah bagi
kelompok peternak yang melakukan integrasi
dengan
tanaman (perkebunan, hortikultura, tanaman
hutan).
33
3) Pengadaan sarana prasarana untuk
mewujudkan
usaha peternakan pola integrasi dan untuk
mencukupi
kebutuhan pakan dari limbah pengolahan sawit
atau
limbah agroindustri lainnya (tetes, onggok,
dlsb).
b. Integrasi ternak – tanaman melalui program
CSR, Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), dengan
cara :
1) Perusahaan agribisnis (di luar bidang
peternakan)
menyediakan bantuan ternak, kredit lunak,
ataupun
modal abadi kepada kelompok peternak yang
berusaha di lahan perusahaan untuk menambah
populasi sapi.
2) Perusahaan pertambangan atau lainnya
(bukan
usaha agribisnis) menyediakan bantuan ternak,
kredit
lunak, ataupun modal abadi bagi kelompok
peternak
di sekitar atau di luar usaha non-agribisnis
untuk
mengembangkan usaha peternakan
Target : Jumlah integrasi tanaman-ternak sapi
pada tahun 2010 (11
paket), 2011 (22 paket), 2012 (33 paket),
2013 (44 paket) dan
2014 (55 paket).
Pelaksana : Direktorat Jenderal Peternakan
dan Eselon I Lingkup Kemtan
beserta UK/UPT di bawahnya, Kepala Daerah (Gubernur
dan/atau Bupati), gapoknak/poknak, Lembaga
Litbang dan
Perguruan Tinggi, PTPN, Perusahaan
perkebunan, perhutani,
perusahaan pertambangan, serta
lembaga/instansi lain yang
terkait.
4. Pemberdayaan dan
Peningkatan Kualitas RPH
Kegiatan operasional ini bertujuan untuk
mengawasi pemotongan sapi betina
produktif sekaligus untuk meningkatkan status
hygiene dan sanitasi RPH
dalam rangka penyediaan daging yang ASUH.
Program :
Aksi
a. Pembangunan RPH baru di propinsi yang
memiliki potensi
dalam usaha pemotongan hewan namun belum
memiliki
fasilitas RPH yang memenuhi persyaratan
teknis higienesanitasi
dengan cara:
1) Pembangunan RPH baru yang memenuhi
persyaratan
teknis higiene-sanitasi dan kesejahteraan
hewan, baik
dari aspek lokasi, prasarana jalan dan air bersih,
34
bangunan, dan peralatan.
2) Penyiapan Sumberdaya Manusia RPH yang
terampil dan
terlatih.
3) Peningkatan kemampuan pengelola RPH dalam
menerapkan manajemen RPH sebagai sarana
pelayanan
masyarakat berbasis keamanan dan kehalalan
pangan
(daging).
b. Renovasi RPH yang sudah ada dengan cara:
1) Fasilitasi perbaikan bangunan dan/atau
peralatan RPH
sehingga mampu menerapkan praktek
Higiene-sanitasi
dan kesejahteraan hewan.
2) Pembinaan pelayanan teknis kesmavet di
RPH.
3) Penatalaksanaan manajemen dan operasional
RPH
mengacu kepada prinsip sistem jaminan
keamanan dan
kehalalan pangan
Target : a. Jumlah RPH pada tahun 2010 (5
unit), 2011 (6 unit), 2012 (7
unit), 2013 (4 unit) dan 2014 (6 unit)
b. Tersedianya SDM RPH terampil dan terlatih
sebagai
pengelola, penanggung jawab teknis, juru
sembelih halal,
dan pekerja yang menangani daging.
Pelaksana : Ditjen Peternakan, Pemda
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Dinas
yang membidangi fungsi peternakan dan
kesehatan masyarakat
veteriner.
B. Peningkatan
Produktivitas dan Reproduktivitas Ternak Sapi Lokal
Justifikasi : Percepatan pencapaian target
populasi sapi lokal sangat
ditentukan oleh produktivitas sapi dan
performa reproduksinya.
Secara genetis sapi lokal seperti Sapi Bali,
sapi PO dsb memiliki
kinerja reproduksi yang baik. Sementara itu
sapi hasil IB hanya
akan mengekspresikan potensinya bila mendapat
perlakuan yang
semestinya. Untuk meningkatkan produktivitas
dan kemampuan
reproduksi yang optimal sapi lokal maupun
sapi silangan hasil IB
perlu diupayakan penyediaan pakan berbasis
sumberdaya lokal
secara mudah, murah, dan berkelanjutan.
35
Tujuan : Meningkatkan angka kebuntingan dan
kelahiran sapi lokal dan sapi
silangan hasil IB, sekaligus menekan angka
kematian sehingga
menambah populasi sapi lokal.
Target : Kelahiran sapi tahun 2014 sebanyak
3,364 juta ekor dengan
masing-masing kontribusi IB 1,89 juta ekor
dan Kawin Alam 1,474
juta ekor.
Manfaat : Menstimulasi lembaga IB baik daerah
dan pusat untuk
menyediakan straw yang diperlukan dan
mendorong
pemberdayaan pos IB dan tenaga IB. Hasil yang
diharapkan
adalah peningkatan populasi yang sekaligus
dapat membantu
untuk meningkatkan skala usaha peternak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar